Kisah Dusun Jangkat dan Kisah Depati Empat
disampaikan oleh Wiko Antoni, S. Sn
Pada zaman dahulu kala, di Koto Tapus berdiamlah orang-orang pendatang dari Minangkabau yang disebut dengan nenek Minang. Setelah sekian lama mereka berdiam ditempat itu dari Jambi datanglah orang Mataram yang mendapat izin kerajaan Melayu Jambi untuk menempati tempat tersebut.
Pendatang ini disebut dengan nenek dari Jawa. Pertemuan mereka akhirnya membuahkan kerjasama dan perbauran yang akhirnya menurunkan orang-orang keturunan yang kini kita kenal sebagai orang Jangkat.
Pendatang ini disebut dengan nenek dari Jawa. Pertemuan mereka akhirnya membuahkan kerjasama dan perbauran yang akhirnya menurunkan orang-orang keturunan yang kini kita kenal sebagai orang Jangkat.
Berdasarkan penelusuran penulis ada dua macam cerita yang melatari kehadiran nenek moyang orang Jangkat. Cerita pertama berkisah tentang kedatangan orang Mataram dari hilir Sungai Mareh yang bertemu orang Minangkabau di sekitar wilayah Bukittungkat yang kini dikenal dengan Koto Tapus sehingga mereka disebut dengan Koto Sepuluh. Cerita lain menyebutkan Sigindo Elok Misai melakukan perjalanan dari Tanjung Kasri bersama pasukannya untuk menemukan wilayah Timur kekuasaan kakaknya Sigindo Balak. Disekitar sungai Sirih ia melihat kearah Bukittungkat. Ia melihat ada asap dan mendekati tempat tersebut akhirnya ia bertemu dengan pertapa sakti dari Mataram yang dan menikahi anak pertapa itu kemudian mendapatkan anak yang dikenal sebagai Depati Karto Dewo